Relief Dasar Laut

Tahukah kalian bahwa di dasar lautan bentuknya seperti daratan? Di daratan terdapat gunung, pegunungan, bahkan jurang. Nah, begitu pula di dasar laut di bumi kita. Berikut ini bentuk relief yang terdapat di dasar lautan atau samudera.
1. Paparan benua atau landasan benua (continental shelf)
Paparan benua merupakan dasar laut dangkal dengan kedalaman kurang dari 200 meter dari permukaan laut dan dengan kemiringan tidak lebih dari 1 derajat.
2. Lereng benua (continental slope)
Lereng benua merupakan wilayah dasar laut yang terletak di tepi paparan benuadengan kemiringan lereng sekitar 5 derajat dan dengan kedalaman antara 200-1.800 meter di bawah permukaan laut.
3. Palung laut (trench)
Palung laut merupakan wilayah laut yang sangat dalam, sempit, dan memanjang. Kedalamannya dapat mencapat ribuan meter.
4. Lubuk laut (basin)
Lubuk laut merupakan wilayah laut yang berupa cekungan dengan kedalaman sampai 2.000 meter di bawah permukaan laut.
5. Dataran abisal
Dataran abisal adalah wilayah laut yang terletak pada kedalaman lebih dari 2.000 meter di bawah permukaan laut.
6. Gunung laut (seamount)
Gunung laut adalah gunung yang berada di dasar wilayah laut.
7. Punggung laut (ridge)
Punggung laut merupakan wilayah laut yang berupa pegunungan atau bukit.

IMG1521A

Pengertian Awan Kumulonimbus

Turut berduka cita atas kecelakaan pesawat Air Asia QZ8501 bulan Desember 2014 yang lalu. Menurut pakar penerbangan maupun ahli meteolorogi yang berspekulasi di berita-berita di tv, katanya kecelakaan tersebut terjadi akibat sang pilot tidak sempat menghindari awan kumulonimbus, nah apa itu awan kumulonimbus? Untuk lebih jelasnya yuk cari tahu dulu apa itu awan.

Awan adalah massa yang dapat dilihat dari tetesan air atau kristal beku tergantung di atmosfer di atas permukaan bumi atau permukaan planet lain. Awan juga massa terlihat yang tertarik oleh gravitasi, seperti massa materi dalam ruang yang disebut awan antar bintang dan nebula. Awan dipelajari dalam ilmu awan atau fisika awan, suatu cabang meteorologi.

Di Bumi substansi biasanya presipitasi uap air. Dengan bantuan partikel higroskopis udara seperti debu dan garam dari laut, tetesan air kecil terbentuk pada ketinggian rendah dan kristal es pada ketinggian tinggi bila udara didinginkan jadi jenuh oleh konvektif lokal atau lebih besar mengangkat non-konvektif skala.

Pada beberapa soal, awan tinggi mungkin sebagian terdiri dari tetesan air superdingin. Tetesan dan kristal biasanya sekitar 0,01 mm (0,00039 in) diameter. Paling umum dari pemanasan matahari di siang hari dari udara pada tingkat permukaan, angkat frontal yang memaksa massa udara lebih hangat akan naik lebih keatas dan mengangkat orografik udara di atas gunung. Ketika udara naik , mengembang sehingga tekanan berkurang.

Proses ini mengeluarkan energi yang menyebabkan udara dingin. Ketika dikelilingi oleh milyaran tetesan lain atau kristal mereka menjadi terlihat sebagai awan. Dengan tidak adanya inti kondensasi, udara menjadi jenuh dan pembentukan awan terhambat. dalam awan padat memperlihatkan pantulan tinggi (70% sampai 95%) di seluruh awan terlihat berbagai panjang gelombang, sehingga tampak putih, di atas.

Tetesan embun (titi-titik air) cenderung efisien menyebarkan cahaya, sehingga intensitas radiasi matahari berkurang dengan kedalaman arah ke gas, maka warna abu-abu atau bahkan gelap kadang-kadang tampak di dasar awan. Awan tipis mungkin tampak telah memperoleh warna dari lingkungan mereka atau latar belakang dan awan diterangi oleh cahaya non-putih, seperti saat matahari terbit atau terbenam, mungkin tampak berwarna sesuai. Awan terlihat lebih gelap di dekat-inframerah karena air menyerap radiasi matahari pada saat- panjang gelombang.

Hmmm.. kalau awan kumulonimbus??

Kumulonimbus (Cb) adalah sebuah awan vertikal menjulang atau meninggi seperti gunung yang sangat tinggi, padat, dan terlibat dalam badai petir dan cuaca dingin lainnya. Kumulonimbus berasal dari bahasa Latin, “cumulus” berarti terakumulasi dan “nimbus” berarti hujan.

proses

awan-ilustrasiAwan ini terbentuk sebagai hasil dari ketidakstabilan atmosfer. Awan-awan ini dapat terbentuk sendiri, secara berkelompok, atau di sepanjang front dingin di garis squall.

Awan ini mudah dikenali karena berwarna gelap (awan mendung), dan menciptakan petir melalui jantung awan. Awan kumulonimbus terbentuk dari awan kumulus (terutama dari kumulus kongestus) dan dapat terbentuk lagi menjadi supersel, sebuah badai petir besar dengan keunikan tersendiri.

Semoga penumpang pesawat tersebut cepat ditemukan dan keluarga yang ditinggalkan selalu tabah. Dan tentunya semoga semua pihak yang membantu proses evakuasi dimudahkan dan sukses dalam menjalankan tugasnya. Amin.

Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/

Cuma Ngucapin :)

selamat bagi adik-adik kelas XII SMA / MA / SMK / sederajad yg lulus Ujian Nasional..!!!! perjalananmu masih panjang, terus berjuang dan jangan cepat puas, ya. Bagi yg belum lulus UN jangan kecil hati, langit gak runtuh kok, dunia masih berputar pada porosnya, artinya belom kiamat, kamu masih punya harapan. Tuhan sayang padamu, kesuksesan kamu cuma tertunda dan masih ada kesempatan loh tahun depan…

Bagi adik-adik yg pengen menyambung pendidikan ke perguruan tinggi, silakan nyok daftarin diri kamu ke Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin atau Banjarbaru.. Banyak program studi baru dari fakultas yang kamu inginkan dan hampir semuanya Strata-1 *promosi 🙂

Mempelajari Kutub dengan Menggunakan Media Visual (Gambar)

Suatu hari, di sebuah kelas yang tenang, seorang guru sedang memberikan materi pembelajaran Geografi mengenai klasifikasi iklim di Bumi. Dengan hanya menggunakan metode ceramah sambil menjelaskan sesuai buku teks, kebanyakan siswa kurang  memahami bahkan ada yang sama sekali tidak mengerti bagaimana gambaran daerah-daerah di Bumi yang belum pernah mereka temui / lihat dan rasakan secara langsung. Siswa akan mengantuk dan bosan, karena sang guru mengajar layaknya mendongeng.

SEHARUSNYA, seorang guru yang baik tidak hanya menggunakan metode ceramah saja! Guru yang baik akan selalu berinovasi dan kreatif. Nah, guru kreatif akan menggunakan berbagai media untuk memperlancar dan mempermudah penyampaian isi materi kepada siswa. Sebagai contoh, saat menjelaskan keadaan di Kutub Utara, guru dapat menggunakan media visual atau media dua dimensi. Guru menggunakan foto atau gambar Kutub Utara yang diperlihatkan (ditempel di depan kelas) kepada siswanya, lalu menjelaskan / mendeskripsikan gambar tersebut.

Beberapa contoh gambar tersebut adalah sebagai berikut : 

 

Dengan menggunakan media gambar, siswa minimal mengetahui gambaran pasti dan keadaan Kutub (karena mereka hanya tahu bahwa Kutub itu dingin).

 

 

Naahh… Setelah diperlihatkan gambar tersebut, siswa pasti akan berimajinasi luas. Mereka berpikir kritis mengenai luas wilayah Kutub, suhu dan cuaca di Kutub, hewan atau tumbuhan apa saja yang mampu hidup di dekat kutub, dst. Ya kan??

Kesimpulannya, Penggunaan media sangaaaat penting dalam proses belajar mengajar di sekolah.. ^__________^

Media sebagai Penyampaian Pesan dalam Pembelajaran

Dalam pembelajaran, seorang guru memerlukan media agar proses belajar dan mengajar adpat berjalan dengan baik, walaupun tidak semua mata pelajaran memerlukan media hanya beberapa saja. Dalam hal ini  guru mengetahui peran dari media itu sendiri ialah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan dan menyalurkan pesan pembelajaran secarea terencana sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Yang perlu digarisbwahi ialah efektif dan efisien, jadi maksudnya ialah media digunakan dalam pembelajarn untuk menghemat waktu yang ada, jadi guru dapat mengurangi berverbalisme dalam proses belajar mengajar.             

Media yang diberikan bisa berupa media yang sederhana dan modern sekalipun, inipun tergantung situasi dan kondisi dimana proses belajar mengajar tersebut berlangsung seperti contonhya saja, media sederhana yang disajikan g uru didalam ruang kelas, media yang dapat diberikan ialah, media visual:gambat, diagram, tabel, foto-foto, media obyek penganti: replika, miniatur, atau model, dan media lingkungan;sungai, laut, danau, udara, dan air. Tentu saja media yang diberikan haruslah media yang berkaitan dengan materi yang diberikan. Dalam penggunaan media sederhana ini diperlukan kreatifitas dari guru itu sendiri, agar media yang diberikan dapat menarik pehatian murid sehingga dapat menumbuhkan motofasi untuk belajar.

Dari media sederhana kita beralih ke media modern. Perkembangan   teknologi dan informasi saat ini yang sangat pesat menuntut guru untuk dapat menguasainya, karena guru abad 21 dituntut untuk dapat menguasai teknologi dan informasi yang sedang berkembang. Perkembangan teknologi dan informasi saat ini memudahkan banyak kalangan dalam berbagai hal tentunya, tidak terkecuali guru sebagai pendidik. Guru dapat menggunkan teknologi yang ada sebagai media yang dapat disajikan kepada siswa dalam proses pembelajarn, seperti penggunaan beberapa program yang ada dalam Microsoft Oficce, mulai dari Ms. Word, Ms. Power Point, Ms. Corel Draw daan banyak lagi lainnya. Misalnya saja, guru memberikan materi yang berkenaan dengan fenomena gunung meletus, dan disajikan dalam bentuk media modern dengan menggunakan Ms. Power point, yang disertai dengan gambar dan tulisan yang telah di modifikasi sedemikian rupa sehingga menarik perhatian siswa dan dapat menimbulkan motifasi dalam belajar. Perkembangan teknologi informasi ini juga memudahkan guru untuk mendapatkan berbagai bahan pembelajarn baik dari internet, media massa dan hiburan tentunya.

Pemberian media pun harus hati-hati, media yang diberikan haruslah yang berkaitan dengan materi yang diberikan jadi tifdak menimbulkan kebinggungan pada siswa dan diberikan dengan melihat kondisi dan situasi dimana proses belajar mengajar itu dilangsungkan. Karena tidak semua sekolah dapat meyediakan media yang kita butuhkan dalam proses belajar mengajar.

 Banyak yang mengatakan bahwa, guru yang baik ialah guru yang bias menguasai dan menggunakan TIK dengan baik. Akan tetapi menurut saya guru yang baik ialah guru yang jika ditempatkan dimanapun, pada kondisi dan situasi apapun dapat menggunakan dan  media kepada siswanya.  Jadi pemberian media tidak terbatas pada perkembangan teknologi saja, melainkan diperlukannya guru yang dapat menguasai situasi dan kondisi dalam proses belajar mengajar.        

 

 

Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi

Profesionalitas guru akan tercermin dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. Seorang guru yang profesional salah satunya harus mempunyai kemampuan mengkombinasikan berbagai metode dan strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan sumber belajar yang ada di sekolah, sehingga tujuan pembelajaran yang akan dicapai bisa terwujud. Selain itu, seorang guru yang profesional juga harus menguasai materi pembelajaran, kreatif dan inovatif sehingga dari waktu ke waktu kualitas pembelajaran akan semakin meningkat.

Perkembangan teknologi informasi sekarang ini, terutama dengan semakin memasyarakatnya komputer di sekolah-sekolah, bahkan di sekolah tertentu sudah menggunakan infokus menggantikan posisi Over Head Projector (OHP), hal tersebut akan semakin membuka peluang bagi guru-guru untuk membuat media pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), baik berupa Media Presentasi Pembelajaran (MPP) atau Sofware Pembelajaran Mandiri (SPM) yang proses belajar mengajarnya dilaksanakan di laporatorium.

Dalam pembuatan media pembelajaran berbasis TIK tidak mutlak seorang guru harus menguasai IT sepenuhnya, misal menguasai Program Office Word, Office Excel, Power Point, Macromedia Flash, Visual Basic atau yang lainnya, akan tetapi yang terpenting adalah membentuk tim yang akan menghasilkan berbagai media pembelajaran.

Seseorang yang menguasai IT akan tetapi tidak mempunyai ide yang akan ditunangkan maka akan mandeg, begitupun seseorang yang punya ide tidak akan terwujudkan apabila tidak dibantu oleh yang bisa menguasai berbagai aplikasi pemrograman.

Film, Membuat Siswa Tertarik Mengikuti Pelajaran

                Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang berarti “tengah”, “perantara”, atau “pengantar”. Secara umum media diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi (pesan) dari sumber informasi ke penerima informasi. Menurut AECT (1977), media adalah segala sesuatu yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan.

Gerlach & Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi,au kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal.

Gagne & Brigs (1975) menjelaskan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pelajaran, seperti buku, tape recorder, kaset, kamera video, film, slide, foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Dengan kata lain, media pembelajaran adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi intruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.

Film atau gambar hidup merupakan serangkaian gambar yang meluncur secara cepat dan diproyeksikan sehingga menimbulkan kesan hidup dan bergerak. Film merupakan media yang menyajikan pesan melalui audio visual dan gerak, sehingga memberikan kesan yang impresif bagi pemirsanya.

Film dapat membuat siswa tertarik sebab memiliki gambar yang bergerak, suara, dan warna yang menarik. Film dapat menerangkan suatu proses fenomena alam yang tidak dapat dilihat secara langsung atau jika dapat dilihat secara langsung akan membahayakan keselamatan siswa dan juga guru. Film juga dapat memantapkan pemahaman siswa terhadap proses terjadinya fenomena alam tersebut.

Misalnya fenomena alam yang dapat diperlihatkan dengan film adalah proses terjadinya gunung meletus. Guru tidak dapat mengajak siswa langsung ke tempat terjadinya gunung meletus sebab membahayakan keselamatan. Proses pembelajaran tidak akan dapat berjalan lancar dan sesuai rencana sebab hanya akan menyebabkan ketakutan bagi siswa jika mereka diajak untuk langsung melihat proses terjadinya gunung meletus.      

 

Penjelasan tentang pembentukan gunung meletus dapat dilakukan di kelas. Bisa dijelaskan dengan menampilkan gambar tentang gunung meletus. Dapat juga dengan membuat gambar sendiri di papan tulis sambil diberi keterangan gambar agar siswa dapat dengan mudah mengenali bagian-bagian gunung meletus. Gambar yang dicetak atau dibuat sendiri tersebut sambil diberi penjelasan kepada siswa agar siswa paham dengan proses terjadinya gunung meletus. Kelemahan dari media gambar ini adalah pemahaman siswa tentang bentuk dan bagian-bagian gunung meletus kurang sebab di gambar hanya menunjukkan media 2 dimensi. Jika siswa kurang memahami bagian-bagian gunung meletus, maka daya imajinasi mereka tentang gunung meletus akan menjadi salah.

Proses pembelajaran dapat diselingi dengan menonton film yang berkaitan dengan materi pelajaran. Adanya pemutaran film tentang proses gunung meletus, awalnya siswa akan merasa penasaran, bertanya-tanya, tertarik, dan bersemangat mengikuti pelajaran. Sebelum film dimainkan, guru dapat memberikan instruksi pada siswa untuk tertib dan tenang dalam mengikuti pelajaran. Siswa juga dapat diberi tugas untuk mencatat hal-hal yang penting dalam film untuk penilaian. Hal itu dapat membuat siswa fokus dan mengikuti film dengan sungguh-sungguh.

Setelah pemutaran film selesai, jika masih ada waktu yang tersedia guru dapat menjelaskan isi film tersebut atau melakukan penekanan pada proses-proses terjadinya gunung meletus sehingga siswa bisa menjadi lebih memahami dan mengingat. Guru juga bisa memberikan tugas kelompok pada siswa untuk membuat makalah atau laporan tentang proses gunung meletus, dampak yang diakibatkannya, material-material yang keluar saat gunung meletus, tanda-tanda gunung akan meletus, dan lain-lain yang ada hubungannya dengan gunung meletus. Makalah dapat disertai dengan gambar. Tugas kelompok tersebut bertujuan agar siswa dapat lebih mantap dalam memahami proses terjadinya gunung meletus.

Tulisan-tulisan di buku dapat membuat siswa bosan untuk belajar. Bahkan di buku belum tentu penjelasan tentang gunung meletus tersebut jelas dan kata-katanya belum tentu dapat dipahami oleh semua siswa. Belum lagi ada atau tidak tersedianya sarana dan prasarana buku seperti grafik, tabel, diagram, gambar, dan lain-lain. Oleh karena itu, penggunaan film untuk media mengajar dapat digunakan untuk menghilangkan kebosanan siswa terhadap buku-buku pelajaran dan dengan pemutaran film ini siswa dapat kembali bersemangat mengikuti pelajaran. Film juga dapat merangsang rasa ingin tahu siswa tentang suatu fenomena alam yang ada di sekitarnya sehingga mereka mencari bahan atau literatur lain di luar jam sekolah.

Dapat disimpulkan bahwa media ajar dengan menggunakan film memiliki kelebihan-kelebihan, yaitu : 1. Memberikan pesan yang dapat diterima secara lebih merata oleh siswa, 2. sangat bagus digunakan untuk menerangkan suatu proses, 3. mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, lebih realistis, dapat diulang-ulang, dan dihentikan sesuai dengan kebutuhan, 4. dapat menarik perhatian siswa, dan 5. memberikan kesan yang mendalam, yang mempengaruhi sikap siswa.

Pemanfaatan Media Objek 3 Dimensi pada Pembelajaran Geografi

Pentingnya pemanfaatan media ini berawal dari sebuah ilustrasi. Pada suatu hari seorang Guru dari satu sekolah menerangkan materi tentang litosfer dan batuan. Pada saat awal masuk ke kelas semua siswa terlihat semangat dan tertarik mendengarkan isi dari penyampaian materi yang diberikan oleh guru. Akan tetapi setelah 15 menit kemudian, materi tetap berjalan seperti tadi. Akan tetapi raut wajah siswa yang penuh semangat tadi, berubah menjadi muka yang penuh kejenuhan. Para siswa pun perhatiannya tidak tertuju lagi pada materi, akan tetapi pikiran mereka semua terfokus oleh “ kapan pelajaran geografi ini berakhir…..??????”. oleh karena itu kelas menjadi ribut, ada yang bermain – main dengan temannya, ada siswa yang saling ngobrol tentang hal yang tidak diperlukan, ada yang tertawa cekikikan, dan adapula siswa yang mengupdate status dengan isi ‘BETE NEH di KElas’, adapula siswa yang menanyakan “jam berapa sekarang..??kapan pelajarannya usai..?” pada siswa lain yang memiliki jam tangan. Otomatis seluruh suasana kelas menjadi gaduh. Guru yang tadinya menerangkan pelajaran menjadi terhenti dan menegur siswanya. Siswa itupun berhenti berbicara hanya beberapa menit, menit selanjutnya suara gaduh dan ribut mulai terdengar lagi. Guru yang tadinya menjelaskan materi berhenti menjelaskan materi, lalu mendadak memberikan evaluasi materi pelajaran yang telah diberikannya kepada siswa. Akhirnya, terlihat hasil evaluasi siswa tentang pelajaran yang tadi diterangkan. Hampir 90 % siswa tidak bisa menjawab semua pertanyaan yang diberikan oleh guru tersebut. Akhirnya Guru tersebut marah dan mencap siswa di kelas tersebut semuanya bodoh dan nakal.

Membosankan, satu kata yang bisa dikatakan pada ilustrasi ini. Hal ini tidak bisa sepenuhnya disalahkan dari siswa, karena semua mata pelajaran khususnya pelajaran geografi menuntut keterampilan guru untuk meramu materi menjadi sesuatu yang menarik dimata siswa – siswanya. Agar lebih bermakna dan tujuan penyampaian isi materi ini tepat pada siswa, tidak ada kesalahan dan siswa mudah mengingat dan memahami isi materi pelajaran tersebut. Untuk itu guru harus memerlukan strategi dengan salah satunya mempersiapkan media untuk pembelajaran geografi di kelas.

Salah satu contoh yang bisa kita ambil dari ilustrasi itu adalah media pembelajaran geografi tentang sub bagian littosfer dan batuan. Mata pelajaran geografi kebanyakan menuntut guru untuk terampil dalam menggunakan media dan menghadirkan media tersebut ke dalam kelas. Andaikan guru tersebut menghadirkan contoh objek 3 dimensi tentang litosfer dan batuan tentu saja setidaknya membuat siswa itu tertarik dan menambah rasa penasarannya terhadap materi penyampaian tersebut. Berbagai cara dapat dilakukan guru dalam proses penyampaian materi pelajaran, seperti menerangkan materi diselingi dengan menyuguhkan media yang disampaikan.

Cara lain yang bisa ditempuh oleh guru adalah menjelaskan materi disertai dengan memberikan contoh media kemudian untuk evaluasi guru bisa memberikan pertanyaan untuk diberikan kepada kelompok maupun individu untuk mencocokan pertanyaan guru dengan media yang ada serta menjabarkan cirri – cirri yang dilihat siswa dari media objek 3 dimansi tersebut.

Bagi siswa penggunaan media ini memberikan dampak yang positif misalnya mata pelajaran menjadi tidak monoton tidak hanya pada ceramah tetapi juga diselingi oleh interaksi antara guru dan siswa dalam pemanfaatan media. Sehingga siswa menjadi menyenangi pelajaran tersebut dan siswa menantikan pelajaran geografi di setiap minggunya karena rasa penasaran yang diberikan siswa tentang apa selanjutnya media yang akan dihadirkan oleh guru. Dari guru media bisa digunakan untuk mempersingkat waktu dengan memberikan replica objek batuan siswa dapat diberikan tugas berkelompok untuk mengidentifikasi ciri batuan yang ada. Kemudian menggabungkan hasil kelompok satu dengan kelompok lainnya dan kemudian mencatatat hasil akhirnya.

berikut contoh jenis batuan :


Contoh lain dalam pemanfaatan media geografi adalah guru memberikan contoh gambar dari batuan dan lapisan tanah, kemudian secara berkelompok guru memberikan tugas untuk mencari contoh nyata dari tanah dan batuan tersebut sebagai contoh media nyata yang akan ditampilkan di minggu depan. Engan adanya tugas yang penuh tantangan ini, siswa secara berkelompok terdorong untuk mencari tanah tersebut seuai dengan waktu yang di tentukan serta contoh gambaran dan cirri fisik dari batuan tersebut. Pada minggu berikutnya siswa membawa contohnya masing – masing dan secara bergiliran mempresentasikan hasil temuan mereka di depan kelas. Kelompok lainnya bisa menannyakan dari daerah mana mereka mendapatkannya maupun bertanya mengenai materi yang telah dijelaskan oleh guru. Guru disini sebagai mediator  dalam kegiatan diskusi dengan oenggunaan media ini.

Khusus bagi di Indonesia, banyak anak yang tidak menyenangi mata pelajaran geografi. Hal ini dikarenakan beberapa factor diantaranya banyak diantara mereka yang menyebutkan bahwa geografi penuh hapalan dan membosankan. Di Indonesia kebanyakan mata pelajaran geografi diletakkan pada jam – jam terakhir pelajaran hal ini mneyebabkan pembelajaran menjadi tidak optimal karena pada umumnya pada jam terakhir ini otak sudah tidak bisa menangkap sevcara baik materi yang disebabkan oleh kelelahan. Tantangan guruyaitu guru dituntut ekstra lebih untuk bisa memanfaatkan media, strategi dan metode untuk membentuk suatu system pembelajaran yang optimal bagi anak didik. Ini merupakan tantangan yang diberikan kepada guru untuk bisa membuat peserta didik menyenangi mata pelajaran yang membahas tentang gejala geosfer tersebut. Ada pepatah yang mengatakan “ kudengar aku lupa, kulihat aku ingat dan kulakukan aku bisa” maka dari itu penggunaan media pembelajaran geografi sangat penting untuk pembelajaran geografi di sekolah.